GlennStewart.net – Dulunya mobil self-driving hanya merupakan bagian dari fiksi ilmiah. Namun ia kini menjadi bagian yang semakin penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Kendaraan otonom yang direkayasa dengan teknologi canggih dengan cepat menjadi lebih dari sekadar bagian dari imajinasi saat mulai menempati jalan raya di seluruh dunia. Namun, seiring meningkatnya prevalensinya, demikian pula perdebatan sengit seputar keselamatannya. Apakah mobil self-driving lebih aman daripada mobil yang dioperasikan manusia, atau apakah mobil ini menghadirkan risiko dan tantangan baru yang lebih besar daripada manfaatnya?
Potensi Kendaraan Otonom
Masa depan mobil self-driving tampak cerah untuk meningkatkan kemandirian dan mobilitas. Bagi individu yang tuna netra atau memiliki disabilitas fisik lainnya, kendaraan otonom menawarkan kemungkinan baru yang menarik. Selain itu, dorongan untuk teknologi yang lebih ramah lingkungan mendorong produksi kendaraan listrik yang mungkin akan menjadi hal yang umum pada tahun 2035. Demikian pula, kendaraan otonom merupakan bagian dari gerakan menuju masa depan yang lebih berkelanjutan dan efisien.
Janji mobil self-driving tidak hanya sebatas kenyamanan atau aksesibilitas. Teknologi canggih yang mendasari kendaraan ini siap untuk menavigasi skenario lalu lintas yang rumit, mengurangi kesalahan manusia, dan berpotensi merevolusi keselamatan di jalan raya. Lagi pula, kendaraan otonom tidak akan pernah bosan, tertidur, atau terdistraksi saat mengemudi. Meski begitu, sayangnya bahaya mobil tetap ada.
Sebagian besar kecelakaan mobil saat ini disebabkan oleh kesalahan manusia, mulai dari gangguan hingga kelelahan, hingga gangguan penilaian. Dengan menghilangkan faktor manusia, mobil self-driving dapat menghindari kecelakaan seperti itu. Beberapa studi penelitian menunjukkan bahwa dalam banyak hal, mobil yang digerakkan oleh kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) ini sebenarnya dapat menciptakan kondisi berkendara yang lebih aman daripada mobil yang dioperasikan oleh manusia. Namun, masih banyak masalah mobil yang belum terpecahkan.
Masalah Terkait Keselamatan Mobil Self-Driving
Realitas keselamatan mobil self-driving saat ini menawarkan kontras yang serius dengan visi masa depan yang optimis. Contohnya saja teknologi autopilot Tesla. Meskipun merupakan langkah signifikan menuju pengemudian otomatis, mobil ini telah menunjukkan kepada kita beberapa kenyataan pahit ketika kecelakaan fatal masih terjadi. Hingga saat ini, dunia tempat kita berkendara masih terlalu rumit untuk dilalui mobil otonom dengan aman.
Mobil otonom Tesla ini masih dapat gagal membedakan antara truk gandeng besar berwarna putih dan langit pucat dengan hasil yang buruk. Mobil ini juga tidak sepenuhnya dilengkapi untuk menangani skenario umum, seperti pejalan kaki yang menyeberang jalan sembarangan atau perilaku mengemudi manusia yang tidak menentu. Ini hanyalah beberapa masalah dengan mobil self-driving saat ini.
Namun, pengemudi manusia terus mengandalkan kemampuan self-driving meskipun telah berulang kali diperingatkan untuk tidak melakukannya. Fitur self-driving saat ini terutama dirancang untuk membantu, bukan menggantikan pengemudi manusia. Bantuan tersebut dapat menjadi peningkatan keselamatan yang luar biasa jika dimanfaatkan dengan benar.
Namun, beberapa pengemudi secara prematur melepaskan kendali, memperlakukan sistem ini sebagai sistem yang sepenuhnya otonom padahal sebenarnya tidak. Kesalahpahaman ini dapat menyebabkan rasa puas diri, kurang perhatian, dan terlalu percaya diri, yang mengakibatkan situasi berbahaya. Kesalahan manusia tetap menjadi salah satu bahaya terburuk dari mobil self-driving.
Masalah yang lebih umum pada mobil juga ada. Kendaraan ini, seperti kendaraan konvensional, memiliki tantangan perawatannya sendiri. Misalnya, kendaraan otonom juga memerlukan perawatan dan pemantauan rutin untuk memastikan sistemnya yang rumit tetap bekerja secara optimal.
Masa Transisi
Tampaknya jaringan komunikasi yang komprehensif antara semua mobil otonom harus dikembangkan untuk sepenuhnya mewujudkan potensi keselamatan kendaraan otonom. Mobil-mobil terkomputerisasi ini dirancang untuk berkomunikasi satu sama lain, berbagi informasi penting secara real-time untuk mengurangi kecelakaan dan meningkatkan arus lalu lintas. Namun, sebelum kita dapat menjawab pertanyaan apakah mobil aman dengan jawaban ya yang meyakinkan, manusia harus menyingkir terlebih dahulu.
Kebingungan muncul karena kendaraan otonom terus berbagi jalan dengan mobil yang dikendarai manusia. Mobil dapat berperilaku tidak terduga (dari sudut pandang manusia), dan pengemudi manusia dapat tidak terduga oleh sistem otonom. Campuran lalu lintas yang dikendalikan manusia dan otomatis ini menimbulkan tantangan karena menciptakan jaringan komunikasi terpadu lebih sulit dilakukan jika tidak semua kendaraan dapat berpartisipasi. Beberapa orang berpendapat bahwa bahaya yang tersisa dari mobil self-driving berasal dari pengemudi manusia.
Berbagai Tantangan Dalam Hal Meniru Kemampuan Penilaian
Bahaya mobil self-driving terletak pada masalah mempelajari penilaian. Ini adalah tantangan inheren dalam memprogram mesin untuk meniru pengambilan keputusan kompleks dan pemikiran adaptif pengemudi manusia. Dalam konteks keadaan yang beragam dan tak terduga, kemampuan kognitif manusia sulit untuk ditiru dan diprediksi dalam kendaraan otonom. Masalah ini menggarisbawahi risiko mobil dan tantangan monumental dalam mengembangkan kendaraan yang dapat beroperasi dengan aman dalam semua kondisi.
Solusi dan Inovasi Yang Diperlukan
Mencapai mobil self-driving yang aman adalah maraton, bukan lari cepat. Meskipun ada bahaya mobil yang ada, perbaikan terkini menunjukkan masa depan yang menjanjikan. Di sisi teknologi, kemajuan berkelanjutan dalam pembelajaran mesin, teknologi sensor, dan kecerdasan buatan telah memunculkan sistem otonom yang lebih canggih yang mampu bereaksi lebih akurat terhadap skenario jalan yang beragam dan tak terduga.
Di sisi regulasi, badan-badan terkait bekerja tanpa lelah untuk menetapkan standar keselamatan yang ketat bagi kendaraan otonom. Upaya regulasi ini bertujuan untuk memastikan bahwa adopsi mobil self-driving tidak melampaui langkah-langkah yang ada untuk menjamin keselamatannya. Fokus ganda pada inovasi teknologi dan pengawasan regulasi ini memberikan jalan yang seimbang ke depan dalam upaya untuk menyelesaikan masalah dengan mobil self-driving.
Masa Depan Mobil Self-Driving
Mobil self-driving belum bisa dikatakan aman. Kendaraan otonom menjanjikan masa depan di mana jalan lebih aman, perjalanan lebih nyaman, dan mobilitas dapat diakses oleh semua orang. Potensi untuk mengurangi jumlah kecelakaan yang disebabkan oleh kesalahan manusia sangat menarik.
Namun, ada risiko dengan mobil self-driving, mulai dari salah menangani skenario jalan yang tidak dapat diprediksi, hingga gagal memberikan pejalan kaki hak jalan, hingga bahaya yang ditimbulkan oleh pengemudi manusia yang terlalu mengandalkan otomatisasi. Penting untuk mengenali rintangan yang tersisa, mulai dari masalah mempelajari penilaian hingga potensi risiko dalam lingkungan lalu lintas campuran (manusia dan mesin otomatis).
Namun, ada alasan untuk optimis saat kita melangkah maju. Penting untuk mempertahankan perspektif yang seimbang saat terus menavigasi revolusi teknologi ini. Penting untuk tidak hanya merayakan langkah-langkah yang telah dibuat menuju kendaraan otonom yang lebih aman, tetapi juga mengatasi risiko dan tantangan yang ada. Tujuannya adalah masa depan di mana janji dan kenyataan keselamatan kendaraan otonom selaras. Namun hingga saat itu tiba, kita harus tetap memperhatikan manfaat dan bahaya mobil tanpa pengemudi.
Baca Juga : Game Strategi Terbaik Yang Fokus Pada Pertempuran