GlennStewart.net – Mobil listrik merupakan inovasi terbaru di dunia otomotif yang semakin populer di Indonesia. Salah satu faktor yang membuat mobil listrik begitu menarik adalah teknologi baterai mobil listrik yang digunakan. Baterai mobil listrik haru memiliki daya tahan yang baik agar dapat menempuh jarak yang cukup jauh. Baterai mobil listrik bermacam-macam tergantung dengan jenis mobil. Maka, sebelum membeli mobil listrik sebaiknya lihat dulu jenis yang digunakan dan karakteristik dari mobil listrik tersebut. Di artikel ini akan disebutkan apa saja jenis-jenis baterai mobil listrik serta karakteristik mobil tersebut. Simak penjelasan dan karakateristiknya di bawah ini.
Inilah Jenis-jenis Baterai Mobil Listrik danĀ Cara Kerjanya
Mobil listrik membutuhkan sumber energi yang kuat dan tahan lama. Maka, ada beberapa jenis yang sering digunakan pada mobil listrik. Inilah beberapa jenis baterai yang sering digunakan pada mobil listrik yaitu:
Litihium-ion (Li-ion)
Baterai ini mungkin sudah familiar karena sering digunakan pada perangkat elektronik portable seperti telepon genggam dan komputer jinjing. Perbedaanya, kapasitas fisik dan ukuran bateral Li-ion pada mobil listrik jauh lebih besar. Baterai Li-ion memiliki rasio daya terhadap berat yang sangat tinggi. Sehingga Baterai ini memiliki efisiensi energi yang tinggi dan kinerja yang baik pada suhu tinggi. Baterai ini juga memiliki rasio energi yang lebih tinggi per berat.
Baterai Litihium-ion dapat diisi daya dengan lebih cepat, memiliki masa pakai lebih lama dan memiliki kepadatan daya yang lebih tinggi. Semakin ringan baterai, semakin jauh jarak yang bisa ditempuh oleh mobil listri dengan satu kali pengisian daya. Namun jenis baterai ini masih memiliki kelemahan, teurtama dalam harga. Hal ini karena biaya baterai Li-ion yang dapat mencapai 40 sampai 50 persen dari harga mobil listrik itu sendiri.
Nickel-Metal Hydride (NiMH)
Baterai NiMH menggunakan hidrogen sebagai media penyimpanan energi dengan nikel dan logam lain berfungsi sebagai elektroda yang menjaga aliran ion hidrogen. Serta baterai ini banyak digunakan pada kendaraan listrik hibrida (HEV).
Baterai listrik jenis ini tidak mendapatkan daya dari sumber eksternal. Proses pengisian baterai ini tergantun pada kecepatan mesin, pergerakan roda dan pengereman regeneratif. Keunggulan utama baterai Ni-MH adalah umur pakai yang lebih lama dibandingkan dengan baterai lithium-ion.
Baterai Ni-MH relatif lebih mudah didaur ulang karena hanya mengandung sedikit bahan beracun yang bisa merusak lingkungan. Namun baterai ini memiliki beberapa kelemahan, seperti biaya yang relatif lebih tinggi, tingkat pelelasan daya sendiri yang tinggi serta kemampuan menghasilkan panas yang signifikan.
Lead Acid
Baterai SLA (lead-acid) merupakan baterai isi ulang yang sudah ada sejak lama. Jika dibandingkan dengan beterai lithium dan NiMH, baterai ini memiliki kapasitas yang lebih rendah dan berat yang lebih besar. Meskipun begitu, baterai SLA memiliki keunggulan dalam hal harga yang relatif terjangkau dan tingkat keamanan tinggi. Saat ini, sedang dilakukan pengembangan baterai SLA berkapasitas besar untuk mobil listrik. Namun, saat ini baterai SLA hanya digunakan pada kendaraan komersial sebagai sistem penyimpanan sekunder.
Baterai Solid-State
Baterai Solid-state merupakan inovasi yang menghilangkan elektrolit cair berat yang biasa terdapat dalam baterai lithium-ion. Elektrolit cair digantikan dengan eletrolit padat seperti gelas, keramik, atau bahan lainnya.
Secara keseluruhan, struktur baterai solid state mirip dengan baterai lithium-ion tradisional. Namun tanpa adanya cairan, baterai ini bisa memiliki kepadatan engeri yang lebih tinggi dan ukuran yang lebih kompak. Baterai ini juga mengeluarkan engeri dan diisi ulang dengan cara yang serupa dengan baterai lithium-ion.
Penggunaan baterai solid-state dalam industri mobil masih tergolong baru. Namun, baterai jenis ini telah digunakan selama beberapa tahun pada perangkat kecil seperti alat pacu jantung, perangkat yang bisa dikenakan, dan teknologi RFID. Baterai solid-state memiliki harapan yang tinggi dalam meningkatkan performa kendaraan listrik. Dengan kapasitas yang sama dengan baterai lithium-ion yang digunakan pada kendaraan, baterai solid-state dapat memiliki kapasitas antara dua hingga sepuluh kali lipat lebih besar.
Baterai Nickel-Cadmium
Baterai Nickel-Cadmium memiliki berbagai keunggulan seperti kepadatan penyimpanan yang signifikan dan masa pakai sekitar 500 hingga 1000 siklus pengisian daya. Namun, baterai ini memiliki bobot yang cukup berat dan juga rentan terhadap penurunan performa. Penurunan performa baterai ini umumnya terjadi saat mengalami siklus pengosongan sebagian. Meskipun baterai Ni-Cd digunakan dalam produksi kendaraan listrik pada tahun 90an, saat ini baterai ini dilarang karena mengandung bahan beracun seperti kadmium.
Ultracapitor
Baterai Ultracapitor bekerja dengan menyimpan cairan terpolarisasi antara elektroda dan elektrolit. Karena memiliki luas permukaan yang lebih besar, baterai ini mampu meningkatkan kapasitas penyimpanan energi.
Baterai ini sangat cocok digunakan sebagai penyimpanan sekunder pada mobil listrik. Selain itu, ultracapacitor juga bisa memberikan tenaga tambahan pada mobil listrik sata melakukan akselarasi dan pengereman regeneratif. Namun demikian, baterai jenis ini mulai ditinggalkan karena telah hadir jenis baterai lain yang lebih efisien dalam hal perforam, siklus hidup, dan harga.
Ternary lithium-ion (NMC)
Baterai Ternary lithium-ion (NMC) termasuk salah satu jenis mobil listrik yang paling populer di pasar. Sehingga Baterai NMC memiliki keunggulan berupa kapasitas tinggi, tegangan tinggi, stabilitas termal baik, dan biaya rendah dibandingkan denggan baterai Li-ion lainnya. Baterai NMC juga mengandung nikel yang merupakan elemen penting untuk meningkatkan kinerja baterai Li-ion. Dengan menggunakan teknologi ini, mobil listrik bisa menempuh jarak hingga 1000 km dengan pengisian baterai penuh.
Ketahui Daya Tahan Baterai Mobil Listrik
Usia dan ketahanan baterai pada mobil listrik bisa bervariasi tergantung pada jenis baterai dan pengaturan kendaraan. Secara umum, rata-rata usia baterai mobil listrik berkisat antara 10-15 tahun atau sekitar 200 ribu kilometer. Usia baterai listrik juga tergantung pada jenis baterai yang digunakan. Baterai lithium-ion umumnya banyak digunakan dalam mobil listrik. Baterai ini mengalami siklus pengosongan saat digunakan dan diisi daya saat terhubung dengan stasiun pengisian daya listrik.
Ketahanan mobil listrik juga bisa mempengaruhi oleh suhu. Suhu yang sangat rendah atau tinggi bisa mempengaruhi usia baterai. Suhu yang terlalu tinggi cenderung mengurangi masa pakai mobil listrik dengan lebih cepat.
Mobil listrik rata-rata memiliki baterai yang bisa diisi ulang hingga sekitar 1000 kali pengisian daya penuh. Namun, setiap tahunnya umumnya usia baterai akan berkurang meskipun tetap dapat digunakan. Baterai mobil yang telah mencapai 1000 kali pengisian daya penuh biasanya mengalami penurunan kinerja hingga 40 persen dan tidak lagi optimal. Namun, untungnya beberapa produsen menawarkan jaminan penggantian baterai secara gratis.
Dengan memahami baterai pada mobil listrik bisa lebih merawat mobil tersebut dengan baik. Pasalnya, di mobil listrik sendiri baterai menjadi kunci utama untuk lajunya kendaraan tersebut. Maka, jika ingin tetap aman dalam berkendara bisa merawat baterainya juga dengan baik terlebih dahulu.
Baca Juga : Deretan Mobil Listrik Buatan Indonesia Mewah